Kakek dan Nenek Berperan Penting Sebagai Kunci Keberhasilan MengASIhi Ayah dan Ibu

Akhir Agustus, 29 Agustus 2019 alhamdulillah aku diberi kesempatan untuk meliput acara Pekan ASI Sedunia 2019 yang diadakan oleh Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan dalam rangka perayaan HUT Selasi (Sentra Laktasi Indonesia) yang ke-16. Acara ini diselenggarakan di Auditorium Serba Guna Gedung Balai Kota Jakarta, Jalan Merdeka Selatan No.8-9 Blok B lantai 3.

Pekan ASI sedunia dan HUT ke-16 SELASI (Sentra Laktasi Indonesia)”Dukungan Kakek Nenek pada Ayah dan Ibu Kunci Keberhasilan Menyusui”.

Maklum baru pindah dari Bandung, jadi agak norak nih dengan jam keberangkatan, kayaknya kalau tinggal di Jabodetabek harus bisa spend 1-2 jam sebelum acara dimulai harus sudah berangkat guys, kalau gak, alamat bakalan kena macet atau keterlambatan transportasi. Seperti hari itu. Teman-temanku yang meliput acara ini sudah sampai terlebih dahulu. Sempet dag dig dug, takutnya acara sudah mulai dan telat, alhamdulillah acara belum di mulai.

Teman-teman Yang meliput acara deklarasi dan perayaan HUT Yang ke-16 SELASI Bersama komunitas Blogger Crony.

Aku satu lift sama komunitas GERLI (Gerakan Relawan Lansia Indonesia), hampir semuanya nenek-nenek walaupun ada ibu-ibu yang paruh baya. Sempat ada diskusi lucu dalam lift karena ada orang dari Diknas yang satu lift juga.

Anggota GERLI :
” Kenapa sih, kita udah nenek-nenek masih diundang untuk mendukung ASI? itu kan urusan Ibunya.”

Pegawai Diknas Provinsi DKI Jakarta
“Itulah kenapa, nenek-neneknya diundang, karena biasanya kalau anak atau menantu tidak mengeluarkan air susu biasanya langsung di suruh minum sufor, karena gak betah denger bayinya nangis.”

Beberapa anggota komunitas tertawa (karena merasa pas seperti yang dibilang pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Jakarta),yang lainnya manggut-manggut sambil bergumam, ” iya juga ya.”
Sementara aku “Oh, hebat banget ini Kemenkes dan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, membuat kesinambungan acara PEKAN ASI SEDUNIA 2019. Tanggal 8 Agustusnya temanya lebih mengajak sang Ayah dalam mendukung Ibu dalam menyusui, tanggal 29 Agustus, kakek dan neneknya yang disasar. Jadi tugas mengASIhi bukan saja milik ayah dan Ibu tapi juga kakek dan nenek dari Ayah dan Ibu, luar biasa, sebagai wanita langsung merasa tersanjung, tapip prakteknya gak akan semudah yang dibayangkan ya guys.

Sampai di lantai 3, ada booth untuk foto nih, tapi karena sudah di kirimi pesan oleh teman liputanku, langsung masuk ke ruangan Acara, eits kok ada Dewi Hughes, tapi pake wig, bukannya dia berhijab ya, setelah bertemu dengan teman-teman, dan menayakan dia siapa, juga tidak ada yang tahu, ternyata dialah dr.Utami Rusli yang namanya selalu disebutkan lebih dari tiga kali oleh Ibu Menteri Kesehatan Nila Moeloek saat Pekan ASI sedunia diadakan di Kemenkes 8 Agustus 2019 lalu.

Seperti biasa guys, gak Kemenkes gak Dinas kesehatan, kalau bikin acara itu selalu bikin aku dapet ilmu dan bahagia aja saat keluar dari ruangan acara. Kalau di Pekan ASI Sedunia 8 Agustus 2019, Kemenkes menyajikan hiburan yang menarik, anak-anak pegawai KEMENKES yang di titipkan di Day Care di latih untuk tampil menyanyikan lagu anak sehat plus senam ondel-ondel. Peserta yang datang rata-rata menggunakan baju budaya betawi. Untuk Acara tanggal 29 Agustus bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan SELASI acara dibuka dengan opera Si Doel.

Hans merayu Zainab (pemainnya dokter,perawat semua pegawai PUSKESMAS Kec. Kelapa Gading).

Pegawai Puskesmas kecamatan Kelapa Gading memberikan sajian menarik. Inti ceritanya Zainab sebagai kembang desa dihadapkan pada dua pilihan Doel yang dari kecil sudah jadi anak ASI, keluarga Doel juga berharap, kelak jika Zainab dan Doel berjodoh dan saat memiliki anak, anaknya diberikan ASI eksklusif minimal 6 bulan, optimal 2 tahun. Hans juragan susu sapi juga berusaha mengambil hati Zainab. Zainab dilema, tapi akhirnya lebih memilih Doel karena keluarga Doel mendukung pemberian ASI ekslusif, menarik. Semua pegawai Puskesmas bermain opera ini dengan baik, pun dokter-dokter yang bertugas di Puskesmas tersebut, aktingnya keren dan messagenya dapet banget.

Setelah opera ini, Lula Kamal menjadi moderator dalam acara talk show. Ada dua sesi talkshow yang pertama oleh Bapak Parni Hadi seorang kakek bertongkat yang merupakan Jurnalis Senior dan Founder GERLI, beliau menceritakan bagaimana dulu orang tuanya memberikan ASI selama 2 tahun, sehingga membentuk pribadi seperti sekarang ini, sebab dengan menyusui, sang Ibu juga menyelipkan banyak pesan-pesan baik,PakParni, mengajak peserta untuk meyakini bahwa memberikan ASI pada anak itu keren.

Pak Parni selaku pendiri GERLI

Setelah Pak Parni, Lula Kamal kembali menjadi moderator dengan 3 orang bintang tamu cantik yang sudah tidak muda lagi.

Pblik figur yang sekarang sudah menjadi Oma(dari ka-ki): Dewi Omar direktur,Soemarni (penyanyi) Dewi Motik (Pengusaha,pengurus IWAPI)

Ada Ibu Dewi Motik Pramono, siapa yang gak kenal sama Oma yang satu ini. Pengusaha perempuan, penulis, motivator, dosen dan pendiri IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia). Beliau mengatakan bahwa anaknya Moza mendapatkan ASI ekslusif selama 2 tahun walaupun dirinya sibuk berkegiatan, begitu pula cucu-cucunya. Walaupun Moza sibuk, sesibuk apapun dia menyempatkan meng ASIhi anak-anaknya, menurut Dewi Motik, dengan menyusui akan memberikan kepercayaaan dan ikatan kasih sayang lebih kuat daripada yang tidak menyusui dengan ASI.

Menurut Dewi Motik bersenandung juga berdoa saat menyusui bisa menjadiikatan batin yang kuat terhadap anak. Ingat kasus Dian Sastro yang dapat mendeteksi anaknya saat usia 3 atau 6 bulan. Kalau tidak menyusui,ibu tudak akan pernah menyadari kekurangan anaknya. Nikmatilah masa-masa menyusui.

Ibu Soemarini Soerjosoemarno penyanyi dan public figure juga mengASIhi anaknya dengan ASI eksklusif, menurut beliau jika ada public figure yang tidak mau menyusui karena takut bentuk payudaranya berubah menjadi lebih kendur, itu adalah pemikiran yang salah.

Kendornya payudara bukan karena menyusui tapi kurangnya berolahrga. Rutin berolahraga fokus pada bagian payudara akan membuat payudara tidak kendor. Marini teap mengajak mantunya yang asli orang Singapura untuk mennyusui anaknya, walaupun awalnya terlihat sulit, alhamdulillah mantu bulenya sudah bisa mengASIhi anaknya dengan baik.

Ibu Dra Dewi Odjar Ratna Komala, MM sebagai seorang profesional dan juga biroktrat memiliki panggilan sayang dan tugas masing-masing sebagai kakek dan nenek. Ibu Dewi Odjar dipanggil MAYANG (Mama Eyang)  dan suaminya dipanggil dengan sebutan KIKI (Aki) oleh cucu-cucunya sehingga mereka dekat dengan kakek dan neneknya. Jika anak mereka bekerja, kakke dan neneknya sudah siap sedia Mayang bagian memandikan, Kiki bagian menjemur cucu dengan skin to skin. Sungguh koperatif yah, dalam merawat anak.

Sesi selanjutnya dilanjutkan oleh dr. Utami Roesli yang tadinya kusangka Dewi Hughes. Sesi ini paling bikin aku mbrebes mili,bagaimana tidak penjelasannya yang ilmiah ditambah hal yang menyentuh hatiku yang sedang mendambakan kehadiran sang buah hati.

dr.Utami Roesli menjelaskan bahwa menyusui itu adalah hak ibu dan anak,bukan kewajiban. Kenapa bisa menjadi hak? Karena dengan menyusui wanita akan terhindar dari kanker payudara,subhanallah. Anak juga akan terhindar dari stunting dan perilaku tidak baik di saat dewasa.

dokter Utami Rusli sebagai pendiri Sentra Laktasi Indonesia (SELASI).

dr. Utami Roesli juga menekankan program Inisiasi Menyusui Dini (IMD) saat beliau melahirkan anak pertamanya di salah satu rumah sakit di Bandung,perawatnya langsung memisahkan dirinya dengan sang anak. Menurut beliau,itu adalah trratment yang salah. Seharusnya sesaat setelah melahirkan anak ditaruh di dada ibu dan biarkan bayi mencari puting susu ibunya untuk mendapatkan colostrum,cairan pertama yang dihasilkan oleh payudara sang ibu yang banyak mengandung gizi baik,untuk meningkatkan dan menjaga kekebalan tubuh sang anak yang baru lahir.

Akibatnya, dr. Utami menyusui anaknya hanya sebentar,dan beliau terkena kanker payudara,sehingga beliau menggunakan wig. Beliau menjadi penggiat IMD dan menyusui anak eksklusif minimal 6 bulan di RD. St. Caroleus, Jakarta.

Ada kisah menarik di acara Pekan ASI Sedunia 2019 yang diadakan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan SELASI dalam rangka memperingati HUT ke-16 SELASI dan deklarasi kakek dan nenek dalam mendukung anak dan menantunya untuk menyusui anaknya dengan ASI eksklusif 2 tahun,minimal 6 bulan.

dr.Utami menceritakan suatu keajaiban nyata yang membuat semua orang terkagum,dan menggumam”Oh,bisa ya.” Termasuk aku.

Beliau menceritakan kisah ibu adopsi yang bisa menyusui anak adopsinya dengan ASI miliknya. Indri namanya,wanita ini berniat mengadopsi anak,karena sudah 3 tahun belum juga dikaruniai anak. Singkat cerita Indri berjodoh dengan seseorang yang bersedia anaknya di adopsi karena beberapa alasan yang tidak bisa disampaikan di sini. Ibu biologis Raja,anak adopsi Indri tidak meminta apapun dari Indri,hanya meminta anaknya bisa di rawat dengan baik.

Qodarullah Indri dipertemukan dengan dokter Utami. Setelah mendengar kisah Indri,dokter Utami memohon ijin untuk membantu persalinan ibu biologis di rumah sakit tempatnya berpraktek. Indri dan.ibu biologis Raja menyetujui. Pada hari kelahiran Raja. Sang Ibu Biologis dan ibu adopsi berada di kamar yang bersebelahan.

Saat Raja lahir,dokter Utami mengambil air ketuban dari ibu biologis Raja dan diusapkan ke seluruh dada Indri. Kemudian Raja ditaruh di dada Indri unyuk melakukan IMD. Masyaallah,Raja menemukan puying susu di dada  Indri,dan Indri menghasilkan ASI. Sontak semua peserta acara ini terhenyak,antara tidak percaya dan amazing,saat semua peserta berada dalam perasaan ini,dokter Utami menunjuk salah satu peserta yang duduk di bangku paling depan untuk berdiri. Ya,peserta yang berdiri itu adalah Indri ibu adopsi Raja.

ASInya terus mengalir deras sehingga bisa menyusui Raja sampai usia 2 tahun,tepat usia Raja 2 tahun, Indri mengandung anak pertamanya,Subhanallah,Jika allah berkehendak,gak ada yang gak mungkin.

Dari ka-ki(Indri,dokter Rusli,Ibunya mba Indri dan Saya sendiri).

Menurutku ini adalah sebuah keajaiban,,seorang Ibu yang belum pernah hamil bisa menyusui anak adopsinya. Hal yang sama bisa saja terjadi pada kamu,kalian,dia atau aku.

Dalam acara ini Ibu Gubernur DKI Jakarta,istri dari Anies Baswedan datang untuk menceritakan pengalaman menyusui semua anaknya sampai 2 tahun. Karrna kegigihannya menyusui anak walaupun memiliki kegiatan yang segudang,ibu Gubernur mendapatkan pita emas.

Pemberian Pita emas webagai penghargaan Ibu Asi pada ibu Walikota.

Setelah itu ada pemotongan tumpeng dalam rangka Hari Ulang Tahun SELASI yang ke 16. Setelahnya semua peserta yang sudah masuk usia lansia menandatangai kertas deklarasi,sebagai dukungannya dalam mengASIhi cucu-cucunya.

 Pemotongan tumpeng HUT Selasi ke-16

Hasil deklarasi kakek dan nenek yang mendukung ayah dan ibu untuk keberhasilan menyusui.

Semoga keluarga Indonesia akan terus mensupport sang Ibu untuk memberikan ASI eksklusif sampai usia 2 tahun atau minimal 6 bulan.  Bagi sang Ibu sudah banyak dukungan penuh,jadi jangan stres-stres pikirkan yang bahagia-bahagia saja saat menyusui.

Salam Sehat,menyusui menggunakan ASI itu keren guys.Yang bikin payudara kendor bukan karena mengASIhi tapi karena kurang olahraga. Yuk,olahraga setiap hari dan berikan yang terbaik untuk anak kita lewat Air Susu Ibu. Lakukan kontak mata,sentuhan dan komunikasi yang baik dengan anak saat menyusui. Ayah beserta kakek dan nenek,membantu Ibu menjaga moodnya sehingga ASI yang diproduksi mencukupi kebutuhan anak.

source: wijayastuti.com

Sebelumnya

Selanjutnya

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *