Yayasan Sentra Laktasi Indonesia
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI) berdiri tanggal 17 September 1993 atas prakarsa dr. Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC, FABM dengan misi membantu ibu menyusui

SELASI merupakan organisasi independen yang didedikasikan untuk mengurangi angka kematian bayi, meningkatkan kualitas hidup ibu dan anak dengan mempromosikan, melindungi dan mendukung praktek pemberian makanan bayi berstandar emas, mulai dari Inisiasi Menyusui Dini, Menyusui Eksklusif 6 bulan, makanan pendamping ASI alami dilanjutkan menyusui hingga 2 tahun atau lebih.
Kegiatan yang dilakukan SELASI adalah Pelayanan Konseling Menyusui, Pendidikan dan Pelatihan, Penelitian serta Advokasi, Promosi dan Berjejaring. SELASI bekerja bersama, instansi pemerintah, badan PBB, organisasi internasional, nasional dan lokal yang mempunyai kepedulian yang sama.
Sentra Laktasi Indonesia (SELASI) sebagai lembaga penyelenggara Pelatihan Konseling Menyusui modul 40 jam WHO-UNICEF sejak tahun 2004 sampai April 2014 telah mengerjakan 120 kali pelatihan dan 32 kali ToT dengan alumni 2151 konselor dan 232 fasilitator. Sejak awal sampai saat ini SELASI senantiasa berkomitmen untuk konsisten mematuhi panduan penyelenggaraan Pelatihan Konseling Menyusui modul 40 jam WHO-UNICEF, demi mencetak konselor menyusui yang kompeten dan berintegritas. Tim fasilitator SELASI seluruhnya mengikuti ToT sesuai Director’s Guide dengan peningkatan kualifikasi: Fasilitator, Senior Fasilitator, Course Director. Peserta pelathan SELASI wajib memenuhi tugas konseling sebelum mendapatkan Sertifikat Konselor Menyusui SELASI.
VISI KAMI
Menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat, sejahtera, dan bahagia sesuai dengan kodrat alamnya melalui pendidikan dan pelatihan, pelayanan, penelitian, promosi, advokasi dan kolaborasi mengenai menyusui dan ASI.
MISI KAMI
- Menjadi pusat pengembangan ilmu makanan bayi melalui di bidang pendidikan dan pelatihan, pelayanan, penelitian, promosi, advokasi dan kolaborasi mengenai menyusui dan ASI.
- Menjadi pusat rujukan yang unggul di bidang ilmu makanan bayi.
Sejarah Singkat
Lahir Karena Kepedulian untuk Bayi
Jumlah kelahiran di Indonesia menurut hasil SUSENAS 2010 melampaui 5 juta bayi per tahun. Selama 18 tahun terakhir telah terjadi penurunan angka kematian bayi sebesar 44% dari 57 kematian per 1.000 kelahiran hidup di periode 1990-1994 menjadi 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup di periode 2008-2012. Hal ini berarti setiap 3 menit ada 1 bayi baru lahir yang meninggal, sama dengan sebuah pesawat jumbo jet berisi 480 bayi Indonesia jatuh setiap hari.
Dari berbagai upaya penurunan angka kematian bayi, publikasi WHO 2013 menyebutkan pemberian ASI eksklusif dapat mencegah kematian bayi hingga 39%. Sebagaimana tercantum dalam WHA No 55.25 tahun 2002, standar emas makanan bayi adalah:
- Proses menyusui dimulai secepatnya (Inisiasi Menyusu Dini atau IMD),
- Hanya ASI saja (ASI eksklusif) selama 6 bulan,
- Makanan Pendamping ASI berkualitas setelah 6 bulan dan
- ASI diteruskan sampai 2 tahun atau lebih.
Pencapaian standar emas makanan bayi di Indonesia masih memprihatinkan: cakupan IMD 49%, ASI eksklusif 27% (SKDI 2012). Informasi yang keliru tentang pentingnya ASI menjadi faktor kegagalan pemberian ASI secara eksklusif. Dukungan keluarga dan lingkungan yang belum optimal, tenaga kesehatan yang kurang pengetahuan dan ketrampilan dalam membantu kesulitan Ibu menyusui, serta intervensi produsen susu formula dan makanan bayi, sangat mempengaruhi keadaan ini.
Awal Mula SELASI
Berangkat dari keprihatinan ini, dr. Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC, FABM yang secara konsisten menyuarakan pentingnya pemberian ASI di awal kehidupan bayi, berinisiatif membentuk yayasan yang khusus menangani pada masalah ASI ini. Beliau sangat yakin bahwa rendahnya keberhasilan pemberian makanan bayi berstandar emas ini salah satunya dikarenakan kurangnya pengetahuan para orang tua bayi dan keluarga. Bersama para tokoh yang juga mempunyai kepedulian terhadap generasi penerus bangsa lainnya, didirikanlah embrio Yayasan Sentra Laktasi Indonesia pada tanggal 17 September 1995. Peresmian Sentra Laktasi Indonesia (SELASI) bertepatan dengan Pekan ASI Dunia oleh Menteri Kesehatan RI Dr. Ahmad Suyudi dan Menteri Negara Peranan Wanita Sri Rejeki SH pada tanggal 8 Agustus 2003. Yayasan Sentra Laktasi Indonesia secara resmi berbadan hukum, Akta No. 41 pada tanggal 23 April 2004 dengan Notaris Ny. Sri Amini Miadji, SH.
Daftar Menjadi Relawan SELASI
Dengan bergabung menjadi relawan SELASI, Anda dapat membantu memberikan penyuluhan tentang menyusui dan berpartisipasi meningkatkan kualitas manajemen laktasi untuk Ibu-ibu di seluruh Indonesia.
Rekam jejak SELASI sejak awal hingga saat ini
Konselor
Batch Pelatihan
Fasilitator
Ribuan konselor telah dilatih menjadi konselor menyusui yang kompeten dan berintegritas
Para konselor ini melakukan kajian mandiri untuk memantau kompetensi masing-masing dan secara berkala diadakan supervisi suportif bersama tim fasilitator. Selain kegiatan pelatihan, SELASI memiliki aktivitas pelayanan bantuan menyusui di Puskemas Tebet, Rumah Menyusui di RSIA Budi Kemuliaan, dan sedang mengembangkan layanan serupa bekerjasama dengan fasilitas kesehatan di Jakarta. Kegiatan penelitian dan advokasi menyusui pun senantiasa kami giatkan, saat ini SELASI mendapat kepercayaan mengerjakan riset PEER Health-USAID dan PPKUI, serta terlibat aktif dalam penyusunan peraturan terkait menyusui atas permintaan pemerintah pusat maupun daerah di Indonesia.