Kek, Nek, Yuk Wujudkan Rasa Sayangmu dengan Mendukung Pemberian ASI

Pada tulisan ini, aku selalu menekankan bahwa poin utama bagi keberhasilan seorang ibu dalam mengASIhi anaknya adalah kebahagiaan serta dukungan keluarga. Yup, meski tidak menyandang gelar sebagai seorang konselor ASI, tapi paling tidak aku berani mengatakan hal ini karena telah mengalami langsung proses relaktASI yang bagi sebagian besar orang dianggap mustahil untuk dilakukan.

Sekedar informasi, aku memutuskan untuk melakukan relaktASI atau menyusui kembali saat ASI ku sudah benar-benar kering karena sempat berhenti menyusui selama kurang lebih satu bulan penuh. Alhamdulillah dua poin tersebut, kebahagiaan serta dukungan keluarga, membuatku berhasil melalui masa-masa relaktASI itu, jadi aku pun tidak terkejut ketika pada perayaan HUT Selasi ke 16 lalu diputarkan sebuah video keberhasilan seorang ibu saat menyusui bayi adopsinya meski ia tidak hamil. Terlihat tidak mungkin tapi ternyata bisa dilakukan, semua itu karena kemauan yang kuat, serta dukungan dari keluarga pastinya.

Perayaan HUT Selasi ke-16 yang dihelat di gedung pertemuan Balai Kota Jakarta ini memang agak sedikit berbeda. Kali ini Selasi atau Sentra Laktasi Indonesia bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta menggandeng GERLI (Gerakan Relawan Lansia Indonesia) untuk kembali mengingatkan pada masyarakat betapa pentingnya arti dukungan keluarga bagi keberhasilan para ibu menyusui, terutama kakek dan nenek.

Yup, seperti kita ketahui bersama, kakek dan nenek yang berada dalam posisi dituakan itu, memegang peran penting dalam pengambilan keputusan terutama bagi para orang tua baru. Pengalaman yang telah mereka rasakan menjadi alasan kuat kenapa pendapatnya wajib didengar dan dilaksanakan. Sayangnya, perbedaan jaman pun akhirnya membuat pendapat mereka seputar beberapa hal terkait menyusui jadi tidak relevan lagi.

Sebagai contoh, masih banyak kakek dan nenek yang membenarkan pemberian makan pada bayi baru lahir atau di bawah usia 6 bulan, dan kebanyakan dari mereka keukeuh mempertahankan pendapat ini dengan sepenuh hati. Padahal, pemberian makanan sebelum usia 6 bulan sudah tidak dianjurkan lagi karena dapat membahayakan si kecil.

Coba bayangkan apa jadinya jika pendapat tersebut terus terusan dikemukakan pada para ibu baru, maka akan ada kemungkinan sang ibu menyusui tidak berhasil mengASIhi bayinya. Andai saja, pengaruh kuat dari kakek-nenek tersebut dapat dialihkan ke arah yang lebih positif, tentu akan dapat meningkatkan presentase keberhasilan para ibu menyusui.

Berbekal latar belakang inilah akhirnya Selasi bersama Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan GERLI pun melakukan edukasi secara bertahap pada para kakek dan nenek. Hal ini memang terbilang penting karena kesuksesan pemberian ASI ini akan berpengaruh pada masa depan bangsa Indonesia.

Sebagai perwakilan, dalam acara yang diselenggarakan pada tanggal 29 Agustus 2019 lalu tersebut, ada kurang lebih seratus anggota GERLI (Gerakan Relawan Lansia Indonesia) yang sengaja dihadirkan untuk mendapat edukasi serta sama-sama menandatangani kesepakatan dukungan kakek nenek untuk mendukung para ibu menyusui. Tak tanggung-tanggung, Ibu Ferry Farhati Ganis, selaku Ibu Gubernur DKI Jakarta, pun ikut hadir dan memberikan dukungan langsung terhadap gerakan ini.

Sepanjang pengalamaku menyusui ketiga buah hatiku, proses mengASIhi bayi itu memang amat tidak mudah. Banyak tantangan yang hadir, baik itu disebabkan oleh perubahan hormone maupun oleh lingkungan sekitar. Banyak ibu menyusui yang akhirnya meyerah, tapi tak sedikit pula yang berhasil, semua tergantung tekad dan kemauan para ibu tersebut. Aku yakin semua ibu pasti ingin berhasil menyusui anaknya. jadi, yuk bantu para ibu untuk menyusui, sekecil apapun dukungan kita, akan amat berarti bagi kesuksesan mereka dalam mengASIhi.

source: kreasi-natara.com

Sebelumnya

Selanjutnya

Kirim Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *