Minggu lalu gue untuk pertama kalinya datang ke Balai Kota DKI Jakarta. Dari lahir di Jakarta, baru pertama kali kesana. Menurut gue, ini merupakan pengalaman yang luar biasa. Kedatangan gue kesana bertujuan untuk menghadiri acara Deklarasi Komunitas Nenek-Kakek Pendukung ASI Sentra Laktasi Indonesia (SELASI). Acara ini diadakan dalam rangka Pekan ASI Sedunia 2019 dan Hari Ulang Tahun SELASI ke-16. Acara yang diselenggarakan pada Kamis, 29 Agustus 2019 lalu ini lebih ke talkshow sih karena ada 4 narasumber dan moderatornya juga. Entah kenapa gue seneng aja gitu dateng ke acara-acara seperti ini, karena gue bisa dapetin ilmu baru yang sebelumnya gue gatau sama sekali. Ga hanya itu, gue juga bisa bertemu dengan orang-orang baru guna menambah relasi juga. Nah, pada postingan kali ini gue bakal bahas seputar acara kemarin. Jadi baca sampai akhir ya……
SELASI
SELASI adalah organisasi nonprofit yang mendedikasikan fokus pengabdiannya untuk mendukung pemberian Standar Emas Makanan Bayi melalui berbagai kegiatan terutama: pendidikan dan pelatihan, penelitian & pengembangan, Advokasi & Promosi, serta Kemitraan. Standar Emas Makanan Bayi terdiri dari: Inisiasi Menyusu Dini; ASI Eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan; pemberian Makanan Pendamping ASI; dan ASI tetap dilanjutkan pemberian nya sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.
SELASI telah terbentuk sejak 8 Agustus 2003 yang di prakarsai oleh dr. Utami Roesli dan beberapa pendiri lainnya dari berbagai profesi. Sudah banyak bentuk apresiasi telah diterima SELASI untuk berbagai hal terkait menyusui. Antara sebagai Runner up pada MDG’s Award sampai teranyar penghargaan dari Kementerian Kesehatan atas keterlibatan SELASI pada penanggulangan bencana di Indonesia beberapa tahun terakhir.
TALKSHOW
Talkshow kemarin dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama dimulai dengan peran kakek dalam mengASIhi. Narasumbernya yaitu Bapak Parni Hadi (Kakek, Jurnalis senior, Founder GERLI). Menurut gue, talkshow ini lebih ke sharing gitu sih. Karena Pak Parni lebih menceritakan tentang masa lalunya. Pak Parni merupakan ayah sekaligus kakek, dengan demikian beliau mengajak semua hadirin khususnya nenek-kakek untuk mendukung setiap ibu yang sedang mengASIhi. Pada kesempatan kali ini juga Pak Parni menyampaikan bahwa ASI itu sangat penting bagi tubuh, karena beliau merasakan dampak nyatanya. “Saya dapat berdiri dihadapan kalian saat ini berkat Ibu saya yang memberikan ASI eksklusif kepada saya”. papar Pak Parni.
Sesi kedua saatnya oma-oma yang memberikan testimoninya seputar mengASIhi. Narasumbernya yaitu Ibu Dr Dewi Motik Pramono, MSc (Public Figure, Oma), Ibu Soemarini Soerjosoemarno (Artis, Oma), dan Ibu Dra Dewi Odjar Ratan Komala , MM (Profesional, Birokrat, Oma). Salah satu narasumber Ibu Dewi, menyampaikan bahwa apa yang Ibu konsumsi itulah yang anak konsumsi pula pada saat beliau mengASIhi. Faktanya pemberian ASI ternyata turun menurun informasinya dari nenek ke ibu ke anak ke cucu dst. Proses skin to skin pada saat bayi baru lahir dapat menjadikan anak lebih cepat bonding dengan Ibunya. Perempuan muda seperti gue ini sangat penting mengetahui segala informasi tentang mengASIhi, karena nantinya akan berguna disaat sudah melahirkan.
“Saya yakin insyaAllah jika kita memberikan ASI, anak akan sehat wal afiat, dan disaat memberikan ASI jangan lupa berdoa dulu dan berikan senandung-senandung”. Kata ibu Dr. Dewi Motik Pramono, M.Sc.
dr. Lula Kamal, M.Sc selaku moderator juga menambahkan bahwa menggapai karir bukan alasan untuk tidak memberikan ASI, selain itu bukan karena mengASIhi tubuh seorang Ibu menjadi buruk karena dengan olahraga hal itu dapat dihindari.
Segitu ajasih yang dapat gue informasikan, semoga bisa bermanfaat untuk kalian.
With love,
Citra