Peran Ayah dalam Menyusui: Kunci Mewujudkan Generasi Emas 2045

Menyusui: Pondasi Awal Kehidupan yang Optimal

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir, Menyusui Eksklusif selama 6 bulan, dan pemberian MP-ASI bergizi seimbang disertai menyusui hingga usia 2 tahun adalah standar emas yang direkomendasikan WHO untuk memastikan tumbuh kembang optimal anak. Namun, tahukah Anda bahwa keberhasilan menyusui ini sangat bergantung pada dukungan ayah?
Penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah dapat meningkatkan keberhasilan Menyusui eksklusif hingga 30–50% (Agrawal et al., 2022; Baldwin et al., 2021). Dukungan tersebut bukan hanya dalam bentuk finansial, melainkan juga emosional, praktis, dan perlindungan sosial.

Peran Ayah yang Sering Terabaikan
Banyak ayah mengaku merasa tidak memiliki peran penting dalam menyusui, takut ikut campur, atau merasa ‘tidak berguna’ karena tidak dapat menyusui langsung (Buttery & Mancz, 2022; Wellings et al., 2013). Padahal, dalam penelitian Kim (2019), para ayah yang mendukung menyusui hingga lebih dari 6 bulan justru:
✅ Merasa bangga melihat istri menyusui
✅ Memahami ASI adalah yang terbaik untuk bayi
✅ Mengalami transformasi identitas menjadi ayah yang lebih suportif dan terhubung dengan anak

Bentuk Dukungan Ayah yang Efektif
Dukungan Emosional
Memberikan pujian, motivasi, dan menjadi pendengar aktif saat ibu mengalami tantangan menyusui (Mgolozeli et al., 2018; Ng et al., 2019).
Dukungan Praktis
Membantu pekerjaan rumah, menyiapkan makanan istri, menggendong bayi, menyendawakan, mengganti popok, hingga mengenali tanda lapar bayi (Agrawal et al., 2022).

Dukungan Finansial dan Perlindungan Sosial
Memastikan ibu tidak perlu bekerja terlalu dini sehingga fokus menyusui, serta melindungi dari tekanan keluarga atau pemasok susu formula yang tidak sesuai indikasi medis (Mgolozeli et al., 2018).
Dampak Besar untuk Anak dan Bangsa
Ketika ayah terlibat aktif dalam mendukung IMD, Menyusui eksklusif, dan menyusui hingga dua tahun, dampaknya sangat besar:
✔️ Mengurangi risiko diare dan stunting
✔️ Meningkatkan kecerdasan dan produktivitas di masa depan
✔️ Menghemat biaya kesehatan keluarga dan negara hingga 35 kali lipat investasi (Baldwin et al., 2021)
✔️ Mempersiapkan anak menjadi bagian Generasi Emas 2045 yang sehat, cerdas, dan produktif

Mengapa Dukungan Ayah Masih Rendah?
Penelitian menemukan beberapa hambatan utama:
Kurangnya informasi khusus untuk ayah (Buttery & Mancz, 2022)
Stereotip gender bahwa menyusui hanya urusan ibu (Mgolozeli et al., 2018)
Minimnya kebijakan yang mendukung keterlibatan ayah, seperti cuti ayah atau layanan kesehatan yang inklusif (Ng et al., 2019)
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Untuk memastikan keberhasilan menyusui dan kesehatan anak Indonesia menuju 2045:
Mengubah paradigma bahwa menyusui adalah urusan keluarga, bukan hanya ibu.
Memberdayakan ayah dengan edukasi menyusui yang relevan dan ruang aman untuk mengekspresikan kecemasan atau dilema batin mereka.
Mendorong kebijakan inklusif yang melibatkan ayah dalam setiap program menyusui, termasuk cuti ayah dan konseling laktasi ramah ayah.
Kesimpulan

💛 Ayah adalah kunci emas di balik keberhasilan menyusui.
Saat ayah mendukung, bukan hanya ibu yang merasa kuat, tetapi anak tumbuh optimal, dan bangsa Indonesia memiliki pondasi generasi unggul di tahun 2045.

📚 Referensi
Kim, 2019
Buttery & Mancz, 2022
Wellings et al., 2013
Agrawal et al., 2022
Baldwin et al., 2021
Mgolozeli et al., 2018
Ng et al., 2019

Sebelumnya

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *