Perlunya Dukungan Kakek Dan Nenek Untuk Keberhasilan Proses Menyusui

Proses menyusui itu membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, dan yang paling utama adalah suami. Namun selain suami, kunci sukses menyusui juga perlu dukungan dari Kakek dan Neneknya. Kenapa?

Beberapa waktu yang lalu aku berkesempatan hadir di event Pekan ASI Sedunia yang diselenggaraan oleh SELASI (Sentra Laktasi Indonesia). Dan event ini terselenggara juga sekaligus untuk memperingati Hari Ulang Tahun SELASI yang ke 16 tahun.
Selain itu, penyelenggaraan event ini juga mendapat dukungan dan kerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta juga GERLI (Gerakan Relawan Lansia Indonesia). Serta Ada beberapa orang pembicara yang hadir pada saat itu, yaitu :
  1. dr. Lula Kamal, M.Sc yang hadir sebagai Moderator
  2. Parni Hadi seorang founder GERLI dan Jurnalis Senior serta seorang Kakek
  3. Dra. Dewi Odjar Ratan Komala, MM sebagai seorang Birokrat dan Profesional, juga seorang Oma
  4. Dr. Dewi Motik Pramono, MSc sebagai Public Figure dan seorang Oma
  5. Soemarini Soerjosoemarno sebagai Public Figure dan seorang Oma
Bapak Parni Hadi sebagai pembicara pertama dan juga seorang kakek berusia 71 tahun ini, sudah merasakan manfaat dari Air Susu Ibu (ASI) yang beliau peroleh selama 2 tahun dari ibu kandunganya.

Beliau mengatakan bahwa manfaatnya sangat besar untuk beliau dan masih bisa beliau rasakan sampai dengan usianya saat ini, bahwa beliau masih merasa bugar dan sehat karena ASI.

Bapak Parni Hadi founder GERLI (dok.pri)
Untuk itu lah melalui GERLI beliau memberikan semangat kepada para ibu menyusui, untuk terus memberikan ASI kepada anak-anaknya tanpa terkecuali.
Lalu bagaimana dengan para ibu pekerja kantoran, apakah bisa terus memberikan ASInya sambil tetap bekerja?
Untuk itulah aku akan membahas dan akan sedikit bercerita, mengenai pengalaman pribadiku soal menyusui.
Jujur saja pada saat menyusui kedua anak-anakku (anak pertama dan kedua), aku merasa menjadi orang yang kurang beruntung. Mengapa demikian, karena pada saat itu pengetahuanku tentang menyusui sangat kurang sekali.
Aku tidak bisa memaksakan diri untuk harus bisa menyusui, karena ASI ku hanya sedikit yang keluar. Dan aku sendiri bingung harus dengan cara apa untuk memperoleh ASI yang melimpah seperti teman-temanku.
Dari mulai mengikuti saran teman, saudara, orangtua dan mertua untuk mengkonsumsi sayur daun katuk, atau makan sayuran setiap hari dan juga buah-buahan, sudah aku lakukan. Bahkan minum susu ibu menyusui juga sudah aku lakukan, namun tetap ASIku tidak banyak yang keluar.
Sehingga aku merasa anakku tidak merasa puas meminum susu, dan malah berat badannya semakin turun saat itu. Jadi karena aku panik, akhirnya aku memberi tambahan susu Formula untuk anakku.
Namun setelah diberi susu formula, ASIku malah semakin sedikit yang keluar, dan akhirnya di usia 3 bulanan, aku berhenti memberikan ASI untuk anak-anakku. Alhasil, kedua anakku hanya bisa merasakan ASI, sampai di usia 3 bulan saja. Dan sampai sekarang jujur saja aku masih merasa menyesal.
Karena sebenarnya, ASI itu adalah anugerah dari Allah SWT, dan hanya dengan kesabaran hati kita dan juga ketenangan hati kita, yang akan bisa membuat ASI keluar lebih banyak. Seperti yang dijelaskan oleh narasumber berikutnya yaitu Dra. Dewi Odjar Ratna Komala.
Bahwa untuk proses menyusui itu, perlu diawali dengan proses IMD (Inisiasi Menyusui Dini). IMD merupakan proses menyusui pertama yang harus dilakukan segera setelah bayi lahir atau di 5–10 menit setelah dilahirkan, atau paling lambat sebelum satu jam pertama dan sebelum bayi dibersihkan atau dimandikan.
Caranya, posisikan bayi dalam keadaan tengkurap di dada ibunya, sampai kulit bayi melekat dengan kulit ibu (Skin to skin). Lalu biarkan bayi mencari sendiri puting susu ibunya, dan lakukan proses ini minimal selama 1 jam. Dan pada saat proses ini lah, diperlukan juga dukungan dan semangat dari ayahnya, yang harus berada disamping ibu dan bayinya sambil mendoakan buah hatinya.
Hhmm…aku baru paham, bahwa proses inilah yang aku lewatkan, karena pada saat itu aku melahirkan dalam proses Caesar. Dan jujur saja membayang hal diatas atau proses IMD tersebut, aku merasa sedih dan seperti ingin mengulang momen melahirkan lagi.
Betapa bahagianya perasaan seorang ibu, yang mengalami proses melahirkan secara normal yah, karena pasti akan bisa melakukan proses IMD. Tapi walaupun begitu, aku juga tetap bahagia kok, karena suamiku tetap menemaniku dengan setia.
Manfaat dari menyusui atau Meng-ASI-hi sangat besar dampaknya, baik bagi ibu dan anaknya. Salah satunya yaitu dapat mencegah pertumbuhan sel-sel penyebab Kanker. Karena di dalam ASI terdapat adanya Zat anti kanker, yang disebut HAMLET (Human Alpha Lactalbumin Made Lethal to Tumor Cells), yaitu :
  • AlphaLactalbumin dapat membunuh sel tumor dengan cara apoptotic-like process
  • Zat tersebut terdapatnya secara natural dalam ASI
  • Membunuh 40 jenis sel tumor
  • Mekanisme non-toksis
  • Tanpa mengganggu sel sehat Nah untuk itulah, tidak ada lagi alasan tidak mau menyusui, apalagi beralasan karena ibu bekerja.

 

Nah sungguh sangat disayangkan bukan, jika mempunyai ASI yang melimpah atau keluar cukup banyak, lalu tidak diberikan dengan sempurna pada anaknya, hanya dengan alasan ibu bekerja atau bahkan hanya dengan alasan takut payudara kendor.

Untuk itu dalam hal ini, ibu dr. Utami Roesli sebagai founder SELASI pun turut memberikan penjelasan yang cukup panjang dan sangat menyentuh hati. Beliau berkisah tentang ungkapan kisah setiap bayi-bayi yang akan dilahirkan ke dunia, dan akan berpisah dengan Sang Pemiliknya yaitu Allah SWT.

Dr. Utami Roesli founder SELASI (dok.pri)
Dimana pada saat bayi tersebut menangis untuk yang pertama kalinya, itu menandakan bahwa, bayi tersebut sedih karena akan berpisah dengan Sang Maha Penciptanya. Namun bayi tersebut dibekali amanat dari sang Khalik bahwa, dia akan bertemu dengan seorang malaikat yang akan menyambutnya dengan bahagia, dan sudah sangat menanti kelahirannya.
Malaikat tersebut akan memberikannya kasih sayang yang tulus, salah satunya yaitu dengan memberinya ASI untuk pertama kalinya serta akan menjaganya dengan kasih sayang, sampai bayi tersebut besar dan tumbuh dewasa. Dan malaikat tersebut tak lain adalah “IBU” kita sendiri.
Tak terasa air mata aku berlinang pada saat itu, karena aku teringat semua hal tentang mamah yang sudah melahirkan aku dan memberiku ASI selama 2 tahun. Dan sudah pasti aku pun teringat pada anak-anak tercinta yang aku lahirkan. Walaupun proses menyusuiku hanya sebentar, tapi aku sangat tulus memberikannya.
Hanya saja yang aku sesali sampai sekarang adalah karena pada saat itu, pengetahuanku tentang proses menyusui sangat minim sekali. Maka untuk itu lah, perlunya peranan dari orangtua kita sendiri, atau kakek dan nenek untuk membantu proses menyusui.
Karena selain dari suami, dorongan semangat dari beliau-beliau lah, maka proses menyusui akan lancar dan sukses. Seperti cerita dari seorang ibu muda bernama Indri. Mba Indri adalah seorang istri yang sudah lama mendambakan seorang anak, dan pada akhirnya beliau mengangkat seorang anak.
Namun walaupun mba Indri bukan ibu kandungnya, tapi beliau bertekad untuk memberikan ASI pada anak angkatnya. Padahal pada saat itu, mba Indri sama sekali belum pernah hamil apalagi menyusui.
Dengan ketelatenan, kesabaran dan keyakinan yang dimilikinya, serta semangat dan dukungan yang diberikan orangtuanya, maka mba Indri mendapatkan mukzizat yang agak sulit aku pahami. Bahwa pada akhirnya mba Indri bisa memiliki ASI dan bisa meng-ASI-hi anak adopsinya sendiri.
Semua tamu undangan yang hadir sungguh sangat tercengang mendengar kisahnya, termasuk aku. Maka untuk itu lah, kita manusia hanya bisa berdoa dan mengharap Ridho Allah, dan jika Allah SWT berkehendak, maka terjadilah. Dan mukzizat yang diterima mba Indri, ternyata tidak sampai disitu.
Setelah berhasil memberikan ASI selama 2,5 tahun, akhirnya mba Indri bisa hamil. Ya Allah, Alhamdulillah Wa Syukurillah….hanya dengan keyakinan hati, maka Allah akan mempermudah jalan yang terbaik untuk kita.
Maka sangatlah beruntung bagi para ibu-ibu muda yang memiliki ASI melimpah untuk anak-anaknya, jadi janganlah di sia-siakan.

Sebelumnya

Selanjutnya

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *